Minggu, 29 Maret 2015

Sabtu ini: Saatnya bekam,

Bismillaah,


Akhirnya sabtu (280315) kemarin saya menyempatkan diri terapi bekam. Ini sharing ya kawan, barangkali ada yang punya kecenderungan penyakit yang sama dengan ini.

Jadi, saya punya bakat biduran, gatel bentol yang dipicu oleh hal entahlah. Loh. Iya, saya belum tau apa pemicunya. Bakat ini muncul sejak saya tinggal di Tangsel dalam rangka kuliah, berlanjut sampai sekarang. Saat itu, pas ada kesempatan liburan di kampung halaman, saya periksakan kondisi tersebut ke dokter di puskesmas kota. Apa katanyaaaa!?

"solusinya apa dok?" tanya saya lugu
"solusinya yaaa, rajin mandi." kata bu dokter tanpa melihat saya.

Note besarrrr untuk kawan2 ku yang sekarang dokter, tolong berempatilah pada pasien2 anda, daripada kami harus mengungkit ungkit di mana dulu anda kuliah kedokteran dan curiga anda mbayar mahal supaya bisa lulus padahal tidak qualified. Plis, penting banget. Kalau capek mending pulang, gak usah nerima pasien.

Baiklah lupakan bu dokter puskesmas kota. Kesempatan kedua, pas biduran kambuh lagi, saya periksa ke dokter dekat kost, di daerah Ceger, Jurangmangu. Agak lebih lega, menurut beliau, alergi saya disebabkan menurunnya imunitas tubuh. Memang kalau ditelusuri, saat tubuh sedang drop, mulai lah kulit menebal, di beberapa bagian bentol, argh, tidak enak rasanya. Saya pikir, drop nya itu disebabkan oleh alergi, rupanya sebaliknya. Saya diresepi obat penguat sistem imun.

Yang paling saya ingat, bakat alergi muncul dengan hebatnya di bulan-bulan pertama kehamilan saya. Agak beda penampakannya dengan ketika kuliah, gatalnya luar biasa dan tidak bentol, melainkan bercak merah pada kulit, seperti bekas terbakar. Saking hebohnya saya garuk, sampai lecet-lecet betis dan lengan. Sayangnya bulan-bulan pertama tersebut merupakan masa asupan gizi saya minimal, karena sindrom mual muntah. Jadilah saya bersabar saja, semoga bisa sembuh sendiri,
Sembuh memang, setelah bayi kami lahir. Haha. nangis. lama ya.

Nah, minggu lalu, biduran itu muncul lagi. Pertama karena flu, kedua karena suatu acara yang membuat maag saya kambuh lumayan parah. Tidak usah diceritakan lah acara apa itu. Perut sakit karena terperangkapnya gas lambung, mual, pusing lemas, dan...gatal badan ini. Sempurna. Suami saya pun berinisiatif mengantarkan saya ke tempat bekam, masih teman sendiri, di daerah Kemang, Jakarta Selatan.

Singkat cerita, menurut terapis bekam, kunci utama kesembuhan alergi semacam ini adalah asupan vitamin C, which is penting sekali dalam menjaga daya tahan tubuh. Darah kotor juga bisa berawal dari paru paru kotor, nah ini, kebiasaan berkendara di jalan raya tanpa memakai masker mungkin salah satu sebabnya, Tingkat stress makin memperbesar potensi alergi kambuh lagi. Kelihatan otot sekitar tulang leher saya kaku. Saya memang lebih suka diam dan menahan marah untuk menjaga perasaan orang lain. Pada beberapa hal, cara berpikir saya harus diperbaiki. Keeeeppp positive thinking. itu aja lo padahal. Selesai dibekam, terapis menyediakan madu dan habbatussauda untuk saya minum. Tiga kapsul sekaligus. Feel better. 

Alhamdulillah, 
meski sabtu-minggu ini tidak bisa puas bermain bersama anak, tapi Allah memberikan waktu istirahat yang sangat panjang. Qadarullah tahsin diliburkan. Senin ini, meski masih agak mual (efek maag kambuh bertahan agak lama), saya berani ke kantor bersepeda motor lagi.

Have a wonderful week kawan, keep positive thinking.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar