Senin, 20 Mei 2013

Ibu. Kesekian kalinya.

gambar diambil dari putramalawi.wordpress.com
Kalau kamu mengira bisa membalas kebaikan ibumu, plis ambil ruang dan waktu khusus untuk berpikir kembali.

Cinta ibu tidak akan dapat dibayar dengan gelar sarjanamu. Apa yang kau banggakan? jerih payahmu memperoleh nilai? atau bahwa selama tiga, empat atau lima tahun kau sendiri yang memeras otak dan tenaga (mungkin) demi selesainya studi?

Ibumu tidak akan berhenti mengkhawatirkanmu, meski kau sudah punya pasangan hidup, bisa membiayainya naik haji, sudah membuatkannya rumah indah, sudah punya usaha yang akan menghidupimu hingga anak cucu.

Berhentilah membandingkan kemuliaannya dengan kelebihan yang kau berikan. Harta, gelar akademis, menantu terbaik, cucu yang sehat dan lucu, jabatan atau popularitas yang secara tidak sengaja membuatnya ikut tenar.

Siapa kamu yang lupa menghubunginya dengan alasan sibuk, bahkan membayar orang untuk menjaganya saat sakit atau lemah oleh renta usia? Malulah kau sebagai darah dagingnya tapi membiarkannya sepi menghabiskan sisa usia dalam pengawasan tetangga.