Senin, 07 Desember 2015

Kereta Api Anakku

Suatu siang, setelah perjuangan menidurkan si bocah tidak membuahkan hasil:
"Äyo le, kita ke mol aja kalau ngga mau bobo'," Padahal di benakku ragu, mau ngapain ke mol.
Mbuhlah. Saya, wafy dan emak pergi juga.
Hingga motor melaju mendekati Kalibata mall, saya masih berpikir mau ngapain ke sana.

"Mak, kita naik kereta aja yuk mak," usulku tiba-tiba.
"ya terserah ibuk" 
okesip. 

Sebelumnya, hari Sabtu, saya menjanjikan Wafy naik kereta kelinci yang biasa keliling Tegal Parang sore hari. Dan saya memang tidak bermaksud berbohong. Tapi apa mau dikata, setelah lama menunggu di pertigaan dan setelah berkali-kali wafy kucegah naik delman, ketika kereta kelinci tiba, kami kalah berebut naik. See? penumpang ibu2 lebih ganas. Dan sebagai wanita, saya kurang dalam hal ini. Kemahiran intersepsi. Karena cuaca mau hujan, saya ajak wafy keliling sebentar naik motor kemudian pulang. Terlihat wajah anakku kecewa. Oh le, ibuk tidak bermaksud membohongimu.

Makanya, ketika siang itu motor kuarahkan ke stasiun Kalibata, instead of ke Kalibata mall, saya justru lebih bersemangat. and,,,so did Wafy. 
"keetaaaaa...ketaaa tungguuu ketaaaa...!!" teriaknya girang bukan main melihat komuter lalu lalang di depannya. Bocahku yang tidak sabar menanti saya memarkir sepeda motor dan mampir alfamart, terus saja berteriak tunggu-kereta-naik-kereta sampai suaranya serak.

Kami naik commuter line jurusan Jakarta Kota. Sudah terpikir rutenya di benakku. Turun di stasiun Juanda, naik bajaj ke monas, lalu pulang lagi naik kereta. Sepanjang perjalanan wafy begitu bersemangatnya berceloteh, tentang Thomas, Emilie, James, tokoh kartun dalam serial Thomas and Friend. Wafy, seperti halnya banyak anak-anak, sangat kagum dengan moda transportasi massa yang satu ini. Semuuua yang berhubungan dengan kereta api, baik lokomotif, rel, sampai pengawas stasiun begitu menarik perhatiannya. 
Belum habis exciting nya Wafy. Sampai Stasiun Juanda, kami keluar dan mendapati bajaj berjajar di tepi jalan. Waaaa, waaaa, bocahku berlarian tak sabar ingin naik bajaj. Saya dibuatnya ngos-ngosan menahan tubuh gempalnya, sementara Emak sholat ashar di mushola stasiun.

Trrrong tong tong tong....bajaj melaju. Anakku tidak mau dipegangi, Dia mau menikmati bajaj nya sendiri. haha...

Nahhh, sampailah depan monas. 
Krik krik. Wafy tidak mau turun dari gendongan. Itu artinya dia sedang tidak happy. Maybe he wanted bajaj more. Beberapa lama kami jalan di pelataran monas, sambil melihat-lihat kalau ada makanan yang bisa dibeli. 
Jujur, saya tidak kuat berlama-lama menggendong Wafy. Yasudah kita pulang aja yuk, ajakku pada akhirnya. Toh wafy sudah puas naik kereta dan bajaj. Monas enggak penting sama sekali. Iyalah, ini rekreasinya Wafy. parameter menyenangkan tidaknya sebuah perjalanan adalah dia seorang. Kami keluar berniat mencari taksi atau bajaj menuju stasiun, ketika sebuah bus tingkat melintas pelan di depan kami ketika menunggu angkutan ke stasiun. olalaa...senyumku mengembang.

ini diaaaaa CITY TOUR....
bus pariwisata keliling pusat kota Jakarta. 
Dengan kemurahan Allah, kami bisa dapat tempat duduk di atas, paling depan pula. Di bus ini tidak diperkenankan ada penumpang berdiri. Kalau tidak kebagian tempat, silakan turun dan menunggu armada selanjutnya. Rejekimu, nak. 
Heranku, wajah Wafy yang tadi murung di depan monas kembali sumringah. Bla bla bla blaaaa,,,,semua objek di luar bus menjadi sangat menarik baginya. Kami melintas di jalan thamrin, menyisir konstruksi MRT. Karena kami duduk di lantai 2 bus, pemandangan crane, eskavator, buldozer, truk, dan para pekerja konstruksi terlihat jelas. Kembali wafy berteriak-teriak Jack, jack buk...jack... PS: Jack adalah kawan Thomas, sebuah buldozer. Bus ini sangat rekomended untuk wisatawan yang ingin menikmati Jakarta. Kemudinya pelan, sehingga siapapun yang ingin mengabadikan pemandangan Jakarta bisa dengan leluasa memotret. Bus berjalan di sepanjang MH Thamrin, Medan Merdeka, Memutar ke Lapangan Banteng. 
Sayangnya kami tidak sempat berfoto. Low battery.
"Di depan turun yuk, le" 
"di bis aja.., buk" sahut wafy. Agak lama berpikir cara agar dia mau turun.
"naik kereta??" bujukku. 
Dan memang bus sudah sampai di halte tepat di seberang stasiun Juanda. Melihat sebuah rangkaian kereta melintas di atasnya, Wafy akhirnya mau turun dari bus. Alhamdulillaaah, saya pikir kami bakal pulang malam. 

Meski sederhana, we enjoyed the trip so much. Dari semua rekreasi bersama Wafy, kusimpulkan bahwa dia hanya menikmati perjalanannya saja. Hal ikhwal naik kendaraannya saja. Kereta, bis, bajaj, motor, pesawat, dia terlihat gembira ketika berada di atas kendaraan kesenangannya. 
Dan sebagai ibu ekonomis, perjalanan kemarin super hemat dibanding kalau kami jadi nge-mol. Commuter line bertiga PP hanya Rp12.000, Kalibata-Juanda. Bajaj hanya Rp20.000, ngebutnya asik. Bus city tour? hmm, gratisss. Plus plusnya ayam goreng CFC sama rotiboy, tak tahan lapar boi..

Liburan kami ditutup dengan berhujan-hujanan menjelang maghrib dalam perjalanan Kalibata-rumah.
Alhamdulillaah,...

Minggu, 29 Maret 2015

Sabtu ini: Saatnya bekam,

Bismillaah,


Akhirnya sabtu (280315) kemarin saya menyempatkan diri terapi bekam. Ini sharing ya kawan, barangkali ada yang punya kecenderungan penyakit yang sama dengan ini.

Jadi, saya punya bakat biduran, gatel bentol yang dipicu oleh hal entahlah. Loh. Iya, saya belum tau apa pemicunya. Bakat ini muncul sejak saya tinggal di Tangsel dalam rangka kuliah, berlanjut sampai sekarang. Saat itu, pas ada kesempatan liburan di kampung halaman, saya periksakan kondisi tersebut ke dokter di puskesmas kota. Apa katanyaaaa!?

"solusinya apa dok?" tanya saya lugu
"solusinya yaaa, rajin mandi." kata bu dokter tanpa melihat saya.

Note besarrrr untuk kawan2 ku yang sekarang dokter, tolong berempatilah pada pasien2 anda, daripada kami harus mengungkit ungkit di mana dulu anda kuliah kedokteran dan curiga anda mbayar mahal supaya bisa lulus padahal tidak qualified. Plis, penting banget. Kalau capek mending pulang, gak usah nerima pasien.

Baiklah lupakan bu dokter puskesmas kota. Kesempatan kedua, pas biduran kambuh lagi, saya periksa ke dokter dekat kost, di daerah Ceger, Jurangmangu. Agak lebih lega, menurut beliau, alergi saya disebabkan menurunnya imunitas tubuh. Memang kalau ditelusuri, saat tubuh sedang drop, mulai lah kulit menebal, di beberapa bagian bentol, argh, tidak enak rasanya. Saya pikir, drop nya itu disebabkan oleh alergi, rupanya sebaliknya. Saya diresepi obat penguat sistem imun.

Yang paling saya ingat, bakat alergi muncul dengan hebatnya di bulan-bulan pertama kehamilan saya. Agak beda penampakannya dengan ketika kuliah, gatalnya luar biasa dan tidak bentol, melainkan bercak merah pada kulit, seperti bekas terbakar. Saking hebohnya saya garuk, sampai lecet-lecet betis dan lengan. Sayangnya bulan-bulan pertama tersebut merupakan masa asupan gizi saya minimal, karena sindrom mual muntah. Jadilah saya bersabar saja, semoga bisa sembuh sendiri,
Sembuh memang, setelah bayi kami lahir. Haha. nangis. lama ya.

Nah, minggu lalu, biduran itu muncul lagi. Pertama karena flu, kedua karena suatu acara yang membuat maag saya kambuh lumayan parah. Tidak usah diceritakan lah acara apa itu. Perut sakit karena terperangkapnya gas lambung, mual, pusing lemas, dan...gatal badan ini. Sempurna. Suami saya pun berinisiatif mengantarkan saya ke tempat bekam, masih teman sendiri, di daerah Kemang, Jakarta Selatan.

Singkat cerita, menurut terapis bekam, kunci utama kesembuhan alergi semacam ini adalah asupan vitamin C, which is penting sekali dalam menjaga daya tahan tubuh. Darah kotor juga bisa berawal dari paru paru kotor, nah ini, kebiasaan berkendara di jalan raya tanpa memakai masker mungkin salah satu sebabnya, Tingkat stress makin memperbesar potensi alergi kambuh lagi. Kelihatan otot sekitar tulang leher saya kaku. Saya memang lebih suka diam dan menahan marah untuk menjaga perasaan orang lain. Pada beberapa hal, cara berpikir saya harus diperbaiki. Keeeeppp positive thinking. itu aja lo padahal. Selesai dibekam, terapis menyediakan madu dan habbatussauda untuk saya minum. Tiga kapsul sekaligus. Feel better. 

Alhamdulillah, 
meski sabtu-minggu ini tidak bisa puas bermain bersama anak, tapi Allah memberikan waktu istirahat yang sangat panjang. Qadarullah tahsin diliburkan. Senin ini, meski masih agak mual (efek maag kambuh bertahan agak lama), saya berani ke kantor bersepeda motor lagi.

Have a wonderful week kawan, keep positive thinking.